“Jadi kesimpulannya, selalu ada jalan keluar dan anak
nakal bisa jadi anak baik, asal diperlakukan dengan baik” pungkasku, diaminkan
yang lain.
Selanjutnya,
aku bisa mengajar di kelas 2-C dengan lancar. Rumanto menunjukan sikap yang
sangat baik, selama aku di kelas. Dia kelihatan sangat antusias dalam belajar.
Ketika diadakan diskusi, Rumanto terlibat aktif. Dia tidak menghiraukan sikap
beberapa temannya yang terus meledek. Mungkin bagi teman-temannya, sangat
janggal melihat Rumanto aktif belajar dan diskusi.
Tibalah
saatnya, diadakan ulangan harian. Semua mengikuti dengan baik, tidak ada
seorang pun yang berusaha mencontek atau kerjasama. Termasuk Rumanto. Hatiku
geli, melihat mimiknya yang super serius.
Tanpa
kuduga, Rumanto mendapat nilai tertinggi. Di balik kertas ulangannya, kutulis
sebait puisi
Nak…
Jalanmu masih sangat panjang
Songsong masa depanmu
Tegapkan langkahmu
Jangan sia-siakan masa mudamu
Pastikan masa depan ada dalam
genggammu
Raih cita dan impian
Buktikan pada dunia
Bahwa kamu ada
Rumanto
bersorak gembira menerima kertas ulangannya. Selama perjalanannya sebagai
pelajar, baru kali ini ia mendapat nilai tertinggi. Kesempatan emas ini tidak
aku sia-siakan. Kusampaikan bahwa ketika kita berusaha keras, pasti akan
mendapatkan hasil yang memuaskan.
Keberhasilan
Rumanto menjadi inspirasi bagi teman-temannya. Mereka tampak belajar semakin
serius. Betul kata orang, kalau sudah kepegang ‘kepala sukunya’, anak buahnya
akan mengikuti jejaknya.
Sejak
mendapat nilai ulangan tertinggi, terjadi perubahan besar pada diri Rumanto.
Dia berhenti sama sekali menjadi pengedar narkoba. Dia bercerita, selama ini
mengedarkan narkoba ke beberapa sekolah. Dia menjadi gembong kecil-kecilan.
Mirisnya, yang memperkenalkan dunia hitam padanya adalah pamannya sendiri.
Setiap hari ia mendapat keuntungan sekitar 500 ribu. Uang segitu untuk ukuran
saat itu sangatlah banyak. Uang sebanyak
itu ia habiskan untuk berfoya-foya, tanpa sisa sepeser pun.
Beberapa
hari kemudian, kudapati Rumanto membawa tas plastik hitam. Ternyata dia
berjualan sandal. Beberapa guru dan teman-temannya membeli jualan Rumanto.
Rupanya anak itu punya jiwa bisnis. Aku salut, dia tidak gengsi berjualan di
usia mudanya. Aku acungkan jempol ke arahnya, disambut senyumnya yang ceria.
Perubahan
Rumanto, tidak berhenti sampai disitu. Pembawaannya, menjadi lebih sopan.
Setiap bertemu guru, dia menganggukan kepala dan tersenyum. Jauuuuhh sekali
dari sikapnya yang dulu. Bahkan seringkali aku mendapati, ia sedang sholat di
mushola sekolah. Tanpa terasa air mataku berderai, menyaksikan ia sujud dengan
khusyunya.
Subhanallah,
ketika Allah berkehendak untuk memberi hidayah pada hamba-Nya, maka tidak ada
yang tidak mungkin baginya untuk bertobat. Dalam doa, kupanjatkan supaya
Rumanto dan teman-temannya istiqomah dalam menjalankan kebenaran.
Bagaimana kisah Rumanto selanjutnya? apakah Rumanto bisa bertahan menjadi anak baik atau sebaliknya, kembali menjadi gembong narkoba? Silakan ikuti kisahnya di sini.
Sign up here with your email
ConversionConversion EmoticonEmoticon