Guru Ini Berhasil Menaklukan Gembong Narkoba (3)



“Jadi kesimpulannya, selalu ada jalan keluar dan anak nakal bisa jadi anak baik, asal diperlakukan dengan baik” pungkasku, diaminkan yang lain.
            Selanjutnya, aku bisa mengajar di kelas 2-C dengan lancar. Rumanto menunjukan sikap yang sangat baik, selama aku di kelas. Dia kelihatan sangat antusias dalam belajar. Ketika diadakan diskusi, Rumanto terlibat aktif. Dia tidak menghiraukan sikap beberapa temannya yang terus meledek. Mungkin bagi teman-temannya, sangat janggal melihat Rumanto aktif belajar dan diskusi.
            Tibalah saatnya, diadakan ulangan harian. Semua mengikuti dengan baik, tidak ada seorang pun yang berusaha mencontek atau kerjasama. Termasuk Rumanto. Hatiku geli, melihat mimiknya yang super serius.
            Tanpa kuduga, Rumanto mendapat nilai tertinggi. Di balik kertas ulangannya, kutulis sebait puisi
            Nak…
            Jalanmu masih sangat panjang
            Songsong masa depanmu
            Tegapkan langkahmu
            Jangan sia-siakan masa mudamu

            Pastikan masa depan ada dalam genggammu
            Raih cita dan impian
            Buktikan pada dunia
            Bahwa kamu ada
            Rumanto bersorak gembira menerima kertas ulangannya. Selama perjalanannya sebagai pelajar, baru kali ini ia mendapat nilai tertinggi. Kesempatan emas ini tidak aku sia-siakan. Kusampaikan bahwa ketika kita berusaha keras, pasti akan mendapatkan hasil yang memuaskan.
            Keberhasilan Rumanto menjadi inspirasi bagi teman-temannya. Mereka tampak belajar semakin serius. Betul kata orang, kalau sudah kepegang ‘kepala sukunya’, anak buahnya akan mengikuti jejaknya.
            Sejak mendapat nilai ulangan tertinggi, terjadi perubahan besar pada diri Rumanto. Dia berhenti sama sekali menjadi pengedar narkoba. Dia bercerita, selama ini mengedarkan narkoba ke beberapa sekolah. Dia menjadi gembong kecil-kecilan. Mirisnya, yang memperkenalkan dunia hitam padanya adalah pamannya sendiri. Setiap hari ia mendapat keuntungan sekitar 500 ribu. Uang segitu untuk ukuran saat itu sangatlah banyak.  Uang sebanyak itu ia habiskan untuk berfoya-foya, tanpa sisa sepeser pun.
            Beberapa hari kemudian, kudapati Rumanto membawa tas plastik hitam. Ternyata dia berjualan sandal. Beberapa guru dan teman-temannya membeli jualan Rumanto. Rupanya anak itu punya jiwa bisnis. Aku salut, dia tidak gengsi berjualan di usia mudanya. Aku acungkan jempol ke arahnya, disambut senyumnya yang ceria.
            Perubahan Rumanto, tidak berhenti sampai disitu. Pembawaannya, menjadi lebih sopan. Setiap bertemu guru, dia menganggukan kepala dan tersenyum. Jauuuuhh sekali dari sikapnya yang dulu. Bahkan seringkali aku mendapati, ia sedang sholat di mushola sekolah. Tanpa terasa air mataku berderai, menyaksikan ia sujud dengan khusyunya.
            Subhanallah, ketika Allah berkehendak untuk memberi hidayah pada hamba-Nya, maka tidak ada yang tidak mungkin baginya untuk bertobat. Dalam doa, kupanjatkan supaya Rumanto dan teman-temannya istiqomah dalam menjalankan kebenaran.

Bagaimana kisah Rumanto selanjutnya? apakah Rumanto bisa bertahan menjadi anak baik atau sebaliknya, kembali menjadi gembong narkoba? Silakan ikuti kisahnya di sini.

Previous
Next Post »