Rahasia Sehat Nenek Tiga Zaman

Setiap kali ke Pasar Ceremai, aku selalu menyempatkan diri menyapa dan membeli dagangannya. Mbah Watem namanya. Si Mbah yang sudah bungkuk selalu hadir di tengah hiruk pikuk pasar kecil itu. Ia berjualan telur ayam kampung, telur bebek, kacang panjang, kacang tanah, dan pepaya. Dagangannya tidak banyak,  hanya ngemper di pinggir jalan dekat pintu masuk ke pasar.

Umurnya sudah sangat tua, tapi tak seorang pun tahu berapa tepatnya umur Si Mbah, termasuk Mbah sendiri. Menurut tetangganya, yang jelas teman seangkatan Si Mbah sudah tidak ada yang hidup, semuanya sudah lama meninggal, termasuk suami Si Mbah. Kalau saya tanya berapa umurnya, Si Mbah tertawa kecil. Dalam bahasa Banyumasan Si Mbah bilang tidak tahu berapa umurnya, yang jelas ia sempat bertemu dengan serdadu Belanda dan Jepang. Wuaah berarti Si Mbah hidup dalam tiga Zaman. Menurut perkiraan tetangganya, usia Si Mbah lebih dari 100 tahun. Wow, amazing.

Aku sangat kagum dengan sosok Si Mbah. Bagaimana tidak, walaupun sudah tua Si Mbah tetap semangat mencari nafkah. Ia harus berangkat pagi buta dari rumahnya. Setiap hari Si Mbah pergi ke pasar dengan menumpang mobil bak terbuka bersama ibu-ibu lainnya. Si Mbah-lah ibu yang paling sepuh. Usia tua tidak menghalanginya untuk bersemangat mencari nafkah. Si Mbah pun tanpa mengenal lelah menawarkan barang dagangannya, setiap pembeli yang lewat selalu disapanya dan dihadiahi senyumnya yang sumringah. 

Aku semakin salut padanya, Si Mbah memiliki kemampuan menghitung yang mumpuni, tanpa perlu kalkulator Si Mbah bisa menghitung dengan tepat dan cepat setiap bertransaksi.  Selain itu Si Mbah masih kuat ngangkat-ngangkat barang dagangannya, padahal cukup berat. Rupanya Si Mbah berjualan tidak hanya sekedar mengisi waktu luang, tapi serius menjalani, sehingga semua dilakukan sendiri tanpa ada keluhan.

 Kulihat kaki Si Mbah masih sangat kokoh berjalan hilir mudik. Walaupun punggungnya bungkuk tapi kedua kakinya tegap. Bahkan kalau diperhatikan gigi Si Mbah pun belum banyak yang ompong.Sungguh aku takjub, kok bisa ya. Akhirnya aku bertanya pada tetangganya, apa rahasianya Si Mbah bisa sehat di usia uzurnya. Apa jawabannya? Ternyata rahasia Si Mbah adalah selama hidupnya Si Mbah tidak pernah menggunakan alas kaki. Aku konfirmasi sama Si Mbah, beliau mengangguk sambil tersenyum.  Wealah, ternyata rahasianya sangat sederhana. Tapi, walaupun sederhana, aku jamin sulit untuk diikuti. :)

Sehat selalu ya Mbah.

Artikel Lainnya :

Tips Memasarkan Toko Online
Putra Indonesia Penemu Alat Pembasmi Kanker
Tips Agar Balita Tidak Mudah Sakit
Bercocok Tanam dengan Sistem Hidroponik

• Tweet
• Share
• Share
• Share
• Share

Sign up here with your email