Aku berasal dari keluarga yang sederhana. Ayahku seorang pedagang buah-buahan keliling.
Aku dan kedelapan saudaraku, sejak kecil terbiasa hidup prihatin.
Kami sehari-hari makan apa adanya yang disiapkan oleh ibu.
Walaupun kami tergolong keluarga tidak mampu, ayah dan ibu berusaha untuk memberikan
pendidikan agama untuk anak-anaknya. Walaupun kami hanya mampu sekolah sampai sekolah dasar,
namun ilmu agama kami cukup lumayan. Kami belajar agama di mesjid dan di rumah bersama ayah.
Buah jatuh tidak jauh dari pohonnya, peribahasa itu cocok diterapkan dalam kehidupanku.
Darah dagang yang mengalir dari ayahku, turun pada anak-anaknya. Semua saudaraku menjadi pedagang,
termasuk aku sendiri.
Darah dagang yang mengalir dari ayahku, turun pada anak-anaknya. Semua saudaraku menjadi pedagang,
termasuk aku sendiri.
Selepas tamat sekolah dasar, aku mulai membantu berjualan. Ibu berjualan kupat tahu di pinggir jalan,
setiap hari aku membantunya. Lama kelamaan, aku sangat mahir membuat kupat maupun bumbunya.
Melihat ketekunanku, ibu memberi kepercayaan kepadaku untuk melanjutkan jualan. Karena sudah sepuh,
ibu memilih untuk beristirahat di rumah.
setiap hari aku membantunya. Lama kelamaan, aku sangat mahir membuat kupat maupun bumbunya.
Melihat ketekunanku, ibu memberi kepercayaan kepadaku untuk melanjutkan jualan. Karena sudah sepuh,
ibu memilih untuk beristirahat di rumah.
Alangkah senangnya hatiku, mendapat kepercayaan dari ibu. Aku tidak menyia-nyiakan kepercayaan itu. Setiap hari aku bangun jauh sebelum subuh, untuk membuat bumbu dan
perlengkapan jualan. Kupatnya sudah dibuat sejak malam, agar dingin. Alhamdulillah daganganku selalu
laris manis, keuntungannya selalu aku berikan pada ibu.
perlengkapan jualan. Kupatnya sudah dibuat sejak malam, agar dingin. Alhamdulillah daganganku selalu
laris manis, keuntungannya selalu aku berikan pada ibu.
Ketika usiaku menginjak 20 tahun, aku dijodohkan dengan seorang wanita cantik. Dia anak sahabat ibu.
Tanpa menunggu lebih lama, kami pun dinikahkan. Alhamdulillah dari hasil jualan, aku sudah berhasil
memiliki rumah sederhana dekat orang tuaku. Kami pun pindah ke rumah baru hasil jerih payah selama
membujang. Tahun demi tahun kami menjalani pernikahan, tak terasa kami sudah memiliki enam anak.
Karunia yang sangat aku syukuri. Aku bertekad ingin menyekolahkan anak-anakku, aku ingin mereka
bernasib lebih baik dari orangtuanya.
Tanpa menunggu lebih lama, kami pun dinikahkan. Alhamdulillah dari hasil jualan, aku sudah berhasil
memiliki rumah sederhana dekat orang tuaku. Kami pun pindah ke rumah baru hasil jerih payah selama
membujang. Tahun demi tahun kami menjalani pernikahan, tak terasa kami sudah memiliki enam anak.
Karunia yang sangat aku syukuri. Aku bertekad ingin menyekolahkan anak-anakku, aku ingin mereka
bernasib lebih baik dari orangtuanya.
Selama menjalani kehidupan ini, aku selalu ingat nasihat orangtuaku. Mereka berpesan, jangan sampai
meninggalkan kewajiban agama, seperti sholat, puasa dan membayar zakat. Aku ingat sekali, ayah pernah
mengatakan, “Kalau kamu taat sama Allah maka hidupmu akan berkah, rezeki mudah datang.” Apa yang
disampaikan ayah betul sekali. Alhamdulillah, selama ini aku merasakan keberkahan hidup dan diberi
kemudahan dalam mencari rezeki. Usaha kecil-kecilanku, mampu mencukupi kebutuhan keluarga dan menyekolahkan anak-anak. Bahkan ketika badai
krisis moneter datang, aku mampu bertahan.
meninggalkan kewajiban agama, seperti sholat, puasa dan membayar zakat. Aku ingat sekali, ayah pernah
mengatakan, “Kalau kamu taat sama Allah maka hidupmu akan berkah, rezeki mudah datang.” Apa yang
disampaikan ayah betul sekali. Alhamdulillah, selama ini aku merasakan keberkahan hidup dan diberi
kemudahan dalam mencari rezeki. Usaha kecil-kecilanku, mampu mencukupi kebutuhan keluarga dan menyekolahkan anak-anak. Bahkan ketika badai
krisis moneter datang, aku mampu bertahan.
Satu hal yang selalu aku pegang selama berdagang, yaitu aku libur selama bulan Ramadhan. Jika, semua
orang sibuk jualan untuk mengejar setoran di hari raya, maka aku sebaliknya, aku meliburkan diri.
Sikapku sering mendapat cemooh dari saudara maupun teman-teman.
Mereka heran dengan sikapku dan menuding aku ini aneh. Namun aku bergeming, aku tidak mau mengotori
kesucian bulan suci Ramadhan dengan menyediakan makanan bagi orang-orang yang malas berpuasa.
Ada yang menyarankan, sebaiknya aku jualan malam saja. Namun kutolak, karena aku ingin beribadah lebih
banyak lagi di malam hari.Lalu bagaimana menutupi kebutuhan sehari-hari? Bukankah keluargaku harus tetap makan?
orang sibuk jualan untuk mengejar setoran di hari raya, maka aku sebaliknya, aku meliburkan diri.
Sikapku sering mendapat cemooh dari saudara maupun teman-teman.
Mereka heran dengan sikapku dan menuding aku ini aneh. Namun aku bergeming, aku tidak mau mengotori
kesucian bulan suci Ramadhan dengan menyediakan makanan bagi orang-orang yang malas berpuasa.
Ada yang menyarankan, sebaiknya aku jualan malam saja. Namun kutolak, karena aku ingin beribadah lebih
banyak lagi di malam hari.Lalu bagaimana menutupi kebutuhan sehari-hari? Bukankah keluargaku harus tetap makan?
Setiap hari aku menyisihkan uang untuk ditabung di celengan. Celengan itu dibuka pas bulan Ramadhan.
Uang itulah yang dijadikan bekal selama bulan Ramadhan. Alhamdulillah, keluargaku tidak pernah kelaparan.
Uang itulah yang dijadikan bekal selama bulan Ramadhan. Alhamdulillah, keluargaku tidak pernah kelaparan.
Aku merasakan keberkahan dari rezeki yang Allah SWT. berikan untukku. Walaupun kami hidup sederhana,
Alhamdulillah anak-anak bisa sekolah. Empat anakku sekolah sampai SMA, sekarang ada yang bekerja
di perusahaan mobil, dua orang ikut jejakku berdagang dan satu orang sudah lulus menjadi polisi. Tinggal si bungsu
yang masih duduk di bangku SMP. Aku pun berhasil membangun rumah, menjadi lebih bagus dan luas.
Alhamdulillah anak-anak bisa sekolah. Empat anakku sekolah sampai SMA, sekarang ada yang bekerja
di perusahaan mobil, dua orang ikut jejakku berdagang dan satu orang sudah lulus menjadi polisi. Tinggal si bungsu
yang masih duduk di bangku SMP. Aku pun berhasil membangun rumah, menjadi lebih bagus dan luas.
Saat ini ada satu cita-cita yang ingin aku raih. Aku ingin beribadah haji ke tanah suci. Alhamduluillah aku sudah memiliki
tabungan untuk ongkos haji bersama istri tercinta. Aku semakin yakin, jika kita taat kepada Allah, maka Allah akan
memberikan kelapangan rezeki dan memberkahi kehidupan kita.
tabungan untuk ongkos haji bersama istri tercinta. Aku semakin yakin, jika kita taat kepada Allah, maka Allah akan
memberikan kelapangan rezeki dan memberkahi kehidupan kita.
Sign up here with your email
ConversionConversion EmoticonEmoticon